Laman

Selasa, 15 Januari 2013

Susur Gua Cerme



Gua Cerme adalah gua peninggalan sejarah yang terletak di dusun Srunggo, Selopamioro, Imogiri, Bantul atau sekitar 20 km selatan Yogyakarta. Gua Cerme memiliki panjang 1,5 km yang tembus hingga sendang di wilayah Panggang, desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunungkidul. Kata cerme berasal dari kata ceramah yang mengisyaratkan pembicaraan yang dilakukan walisongo. Gua Cerme dulunya digunakan oleh para Walisongo untuk menyebarkan agama Islam di Jawa. Selain itu, gua Cerme juga digunakan untuk membahas rencana pendirian Masjid Agung Demak. Setiap Senin atau Selasa wage, selalu diadakan upacara syukuran untuk meminta berkah kepada Tuhan.
Sebelum perjalanan menuju gua cerme kami sudah dinaungi rasa cemas karena cuaca Jogja dan sekitarnya mendung kami mengkhawatirkan saat diperjalanan hujan. Setelah kurang lebih 30 menit semua mahasiswa sudah berkumpul, ternyata kita pergi ke gua cerme bersama dengan kelas PJKR E. Setelah semua siap kami segera berangkat ke gua cerme walaupun masih dinaungi rasa cemas tetapi dibawa santai saja. Setelah perjalanan 10 menit ternyata yang kami cemaskan datang juga yaitu hujan, kami serombongan segera berhenti di tepi jalan dan memakai jas hujan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dengan hujan-hujan. Ternyata ada beberapa teman yang tidak membawa jas hujan otomatis mereka tidak bisa memakai jas hujan tetapi mereka tetap melanjutkan perjalanan walaupun semua badan basah semua.
             Kira-kira sudah setengah perjalanan ternyata hujan reda, kami berhenti untuk melepas jas hujan. Walaupun sudah memakai jas hujan tetapi celana dan baju saya tetap basah karena hujan di sore itu memang deras. Ternyata teman-teman yang lain sudah duluan dan Kami adalah rombongan terakhir kira-kira ada tujuh motor. Kami sempat kebingungan di jalan karena semua orang yang ada dirombongan tidak tahu jalan menuju gua cerme tetapi kami tetap semangat untuk melanjutkan perjalanan walaupun hanya berpedoman pada penunjuk jalan ke gua cerme. Kurang lebih tiga puluh menit kemudian kami sudah sampai di gua cerme walaupun hanya berpedoman pada penunjuk jalan saja.
            Setelah semua kendaraan diparkirkan dengan rapi dan dikira sudah aman lalu kami menyiapkan peralatan yang akan dibawa masuk ke gua. Senter adalah alat yang paling utama yang harus dibawa karena di dalam gua sangat gelap. Tak lupa tas dan barang yang lainnya kami masukkan di mobil ibu ketua yaitu fatunah.  Kamipun siap untuk menyusuri gua cerme yang konon katanya adalah tempat persinggajan para wali. Sebelum masuk ke gua tak lupa bapak Hari selaku dosen ALK mengabsen dan memberi wejangan/ petunjuk saat berada di dalam gua. Pak hari memilih enam orang untuk ditempatkan di depan barisan, tengah, dan akhir barisan agar keadaan di dalam gua bisa teratur dan tertib.
            Setelah semua siap baik kelas PJKR A maupun PJKR E dan pemandunya juga sudah siap mulailah kami akan berpetualang di dalam gua. Sebelum masuk tak lupa kami berdoa dulu di bibir gua untuk keselamatan yang mengikuti kegiatan kali ini. Setelah semua selesai pemandu menyuruh kami untuk menyalakan senter masing-masing, pelan-pelan kami menuruni anak tangga untuk start kami masuk ke dalam gua, beberapa langkah ke depan ternyata kami sudah disuguhi oleh sungai yang ada di dalam gua, sebelumnya saya belum tau kalau di gua cerme ada sungainya. Sedikit demi sedikit kami berjalan ternyata bener-bener gelap tidak ada lampu penerangan sama sekali.  
            Tiga puluh menit telah berlalu saya sudah tidak sabar untuk mengakhiri petualangan ini, tetapi kata pemandunya perjalanan masih lama. Banyak batu-batu yang licin bahkan ada juga lumpur. Maklum lah namanya gua untuk tempat berpetualang jadi semua masih asli tidak ada yang diotak-atik oleh tangan manusia. Ternyata jalan yang kami lalui sangat ekstrem, pertama ada kelelawar yang sempat menempel dibaju saya saat itu saya sempat panik karena kaget, ada lubang yang tidak kelihatan karena tertutup oleh air dan gelapnya suasana di dalam gua, ada juga tanjakan yang cukup menyusahkan untuk dilewati, bahkan ada pula celah-celah sempit untuk kami lewati sehingga kami harus menunduk sampai baju basah saat melewati celah tersebut itulah sensasi yang saya alami saat menyusuri gua cerme.
            Setelah kira-kira 1.5 jam kami serombongan kurang lebih 10 orang sempat kesasar menuju tempat yang kami sendiri tidak tahu dimana, jalan tempat tersebut sangat berlumpur dan sulit untuk dilewati. Setelah kaki masuk lumpur kaki akan diangkat kaki terasa sangat sulit. Untung saja kami masuk tidak terlalu jauh, kalau benar-benar kesasar mungkin kami tidak tahu jadi apa. Ternyata kami berjalannya salah yang seharusnya belok ke kiri kami malah lurus saja, untung orang yang terakhir sempat balik ke jalan sebelumnya. Itulah kenangan kami saat berpetualang menyusuri gua cerme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar